24 June, 2010
Dialog bersama Setan
Dikutip dari buku Berteduhlah di Taman Hati karya Dr. Aidh Al Qarni
Aku berdialog dengan syetan yang terkutuk, dimalam yang gulita. Ketika aku mendengar suara adzan fajar dan aku ingin beranjak ke Masjid.
Aku berkata : “Aku khawatir tertinggal melakukan kewajiban pagi ini”
Ia mengatakan : “waktunya masih panjang terbentang.”
Aku berkata : “ Aku khawatir meninggalkan shalat berjama’ah”
Ia mengatakan : “ jangan terlalu membebani diri dalam ketaatan”
Ketika aku tidak bangun sampai matahari terbit, aku dengar bisikan di telinga ku : “jangan sesali yang sudah lalu. Hari ini masih ada waktu. Gunakan sebaik-baiknya.
Lalu aku duduk untuk siap berdzikir tapi dia membukakan dihadapanku daftar permasalahan yang harus aku pikirkan.
Aku berkata : “ ini semua menghalangiku dari berdo’a”
Ia mengatakan : “ Biarkanlah dia sampai sore”
Aku bertekad untuk bertaubat.
Ia mengatakan: “ nikmatilah masa mudamu.”
Aku berkata : “ Aku takut jika maut menjemput”
Ia mengatakan : “ Usia mu belum akan habis.”
Lalu, aku bersiap menghafal AlQuran.
Ia mengatakan : “ coba tenangkan dirimu dahulu dengan mendengar lagu.”
Aku berkata : “Lagu itu haram hukumnya.”
Ia mengatakan : “ Bukankah sejumlah ulama masih mempunyai pandangan lain tentang lagu?”
Aku katakan :” Saya punya hadits – hadits yang mengharamkan lagu”
Ia mengatakan : “ Semua itu hadits – hadits lemah.”
Tiba- tiba seorang wanita cantik berlalu didepanku.
Aku berusaha menundukan pandangan.
Ia mengatakan : “ memang kenapa kalau melihat?”
Aku mengatakan : “ melihat wanita bukan mahram tidak boleh, berbahaya .”
Ia mengatakan : “ kalau begitu berpikirlah tentang kecantikan, berpikir itu tidak dilarang.”
Aku berkata : ” Aku harus memperbaiki kondisi umat ini.”
Ia mengatakan : ” Surga tidak hanya bisa dimasuki dengan amalan2 tertentu. Kenapa engkau berupaya pergi dengan memberi nasihat? Jangan jerumuskan dirimu pada kesulitan?”
Aku berkata : ” Ini baik untuk para hamba Allah.”
Ia mengatakan : ” Aku khawatir engkau terkena penyakit popularitas. Itulah puncak kerusakan.”
Aku berkata : ” Lalu apa menurutmu tentang tokoh-tokoh ?
Ia mengatakan : ” Aku mampu bentangkan semua masalah tentang hal itu?”
Aku berkata : ” Ahmad bin Hambal?”
Ia mengatakan : ” Dia telah membunuhku dengan perkataannya; ” Peganglah sunnah dan Al Quran yang diturunkan ”.
Aku berkata : ” Ibnu Taimiyah?”
Ia mengatakan : ” Pukulan-pukulanny amasih terasa di kepalaku, karena amal – amal hariannya?”
Aku berkata : ” Al Bukhari?”
Ia mengatakan : ” Kitab – kitabnya telah membakar rumahku”
Aku berkata : ” Fir’aun?”
Ia mengatakan : ” dari Kami untuknya segala pertolongan dan dukungan ”
Aku berkata : ” Shalahuddin Al Ayyubi, pahlawan Hitthin?”
Ia mengatakan : ” tinggalkan dia yang telah mengotoriku dengan ath thiin (tanah )”
Aku berkata : ” Muhammad bin Abdul Wahhab?”
Ia mengatakan : ” Ia membakar dadaku dengan dakwahnya yang bergelora. Ia membakarku dengan seluruh anak panah”
Aku berkata : ” Abu Jahal?”
Ia mengatakan : ” Kami saudara dan keluarganya.”
Aku berkata : ” Lenin?”
Ia mengatakan : “ Sudah ku ikat di neraka bersama Stalin.”
Aku berkata : ” majalah – majalah porno?”
Ia mengatakan :” itu undang – undang kami.”
Aku berkata : ” Apa dzikirmu?”
Ia mengatakan : “ lagu –lagu.”
Aku berkata : ” Apa pekerjaanmu?”
Ia mengatakan : ” berkhayal dan berkhayal.”
Aku berkata : ”pendapatmu tentang pasar?”
Ia mengatakan : ” disana kami menyebar ilmu dan disana berkumpulnya teman – teman.”
Aku berkata : ” bagaimana engkau menyesatkan manusia?”
Ia mengatakan : ” dengan syahwat, syubhat, tempat membuang waktu, khayalan dan lagu.”
Aku berkata : ” bagaimana engkau menyesatkan penguasa?”
Ia mengatakan : ” dengan ambisi haus darah, mengecilkan ulama, menolak nasihat para ahli hikmah dan membenarkan orang – orang dungu.”
Aku berkata : ” bagaimana engkau menyesatkan wanita?”
Ia mengatakan : ” dengan perhiasan dan berpergian, meninggalkan apa yang di perintahkan, dan berani melakukan yang dilarang.”
Aku berkata : ” bagaimana engkau menyesatkan para ulama?”
Ia mengatakan : ” dengan senang tampil , ujub, dan sombong, dengki yang menutupi dada.”
Aku berkata : ” bagaimana engkau menyesatkan orang awam?”
Ia mengatakan : ” dengan ghibah ( gosip ), menyebarkan keburukan antara mereka ( namimah ), pembicaraan yang bisa memicu permusuhan, dan pembicaraan yang bisa memicu permusuhan, dan pembicaraan yang tidak ada harganya.”
Aku berkata : ” bagaimana engkau menyesatkan pebisnis dan pedagang ?”
Ia mengatakan : ” dengan riba dalam interaksi bisnisnya, dengan menghalanginya dari shadaqoh, dan dengan berlebihan dalam membelanjakan uang..”
Aku berkata : ” Apakah yang membunuhmu?”
Ia mengatakan : ” ayat kursi. Itu bisa menghimpitku, memperpanjang kurunganku, dan memberikan banyak musibah untukku.”
Aku berkata : ” siapa manusia yang paling engkau benci?”
Ia mengatakan : ” Ahli masjid , semua orang yang ruku’ , dan sujud, yang zuhud dan ahli ibadah, juga setiap mujahid.”
Aku berkata : ” Aku berlindung kepada Allah darimu.”
Selanjutnya ia menghilang dan lenyap.
http://fsialbiruni.multiply.com/journal/item/17
Labels:
islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment