MOL,
SOLUSI HEBAT UNTUK HIDUP SEHAT
Seiring berkembangnya zaman,
banyak masyarakat yang beralih ke gaya hidup sehat. Salah satu gaya hidup ini
adalah mengkonsumsi makanan sehat berbasis organik. Makanan organik merupakan makanan
berasal dari bahan yang dibudidayakan dengan cara organik, misalnya komoditas
pertanian yang diusahakan tanpa pupuk buatan. Beralihnya masyakat ke makanan
organik merupakan suatu hal wajar karena berdasarkan hasil riset Maastricht Ageing-Belanda, Perancis,
dan Argentina membuktikan makanan organik dapat meregenerasi sel-sel baru, membersihkan
darah dari racun yang tersimpan dalam sel, memperbaiki metabolisme, dan menjaga
organ dalam tubuh sehingga tubuh lebih memiliki keseimbangan.
Komoditas
pertanian yang dihasilkan petani yang umumnya belum organik karena masih
menggunakan input produksi yang tidak organik, contohnya pupuk. Pupuk
yang digunakan oleh petani umumnya adalah pupuk buatan (anorganik). Sejak pemerintah mengurangi subsidi pupuk, petani mengalami kesulitan
untuk memperoleh pupuk buatan ini karena harganya mahal dan
sering terjadi kelangkaan. Fenomena ini juga terjadi di Sumsel yang terdapat
perusahaan pupuk.
Pupuk buatan memiliki
dampak negatif bagi lingkungan bahkan kesehatan. Penggunaan pupuk buatan secara terus-menerus
akan merusak keseimbangan hara tanah yang akan mengakibatkan berkurangnya daya
tanah untuk mengembalikan kesuburan tanah karena mikroba-mikroba tanah yang
berfungsi sebagai pengurai tak mampu mengguraikan zat sisa pupuk.
Residu penggunaan bahan kimia pada pupuk yang terserap pada komoditas pertanian yang dikonsumsi
oleh manusia akan membahayakan kesehatan manusia. Pupuk
buatan umumnya hanya mengandung unsur tertentu, biasanya hanya mengandung unsur
makro (N, P, K, dan Cl), sedangkan tanaman juga membutuhkan unsur-unsur mikro,
seperti Fe, Zn, Cu, dan masih banyak lagi.
Produk
pertanian petani yang tidak organik pada akhirnya akan ditinggalkan. Oleh
karena itu, perlu diterapkannya pertanian organik kepada masyarakat. Penerapan
pertanian organik pada skala besar, misalnya perkebunan besar membutuhkan waktu
dan biaya yang tidak sedikit. Meskipun demikian, pertanian organik yang kaya
manfaat, terutama bagi kesehatan dan lingkungan bisa diterapkan pada skala
rumah tangga. Masyarakat yang mengkonsumsi makanan sehat dan berwawasan lingkungan
akan menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Salah satu cara
penerapan pertanian organik adalah penggunaan pupuk organik. Di pasaran, pupuk
organik masih terbatas dan butuh biaya untuk mendapatkannya sehingga mengurangi
pendapatan keluarga. Di tingkat masyarakat, pupuk organik masih belum begitu
dikenal sehingga penggunaannya masih minim oleh itu diperlukan sosialisasi dan
pelatihan mengenai pupuk organik.
Salah satu cara menggugah masyarakat
untuk hidup sehat melalui pupuk organik adalah dengan menyosialisasikan
dan melakukan pelatihan pembuatan mikro organisme lokal (MOL). MOL merupakan teknologi
pertanian yang mengguntungkan, mudah, dan murah sehingga petani tidak perlu banyak menggeluarkan
biaya dan waktu untuk mempraktikkan teknologi ini.
Larutan mikro organisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi
yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar. Larutan MOL menggandung hara makro dan hara
mikro juga menggandung bakteri lokal (buatan) yang berpotensi sebagai perombak
bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit. MOL dapat digunakan sebagai dekomposer atau pupuk organik cair di lahan pertanian sehingga dapat menekan biaya produksi dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Bahan yang dapat digunkan dalam pembuatan MOL sangat bervariasi dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Ada tiga hal (syarat) untuk membuat MOL, yaitu adanya karbohidrat dan glukosa sebagai bahan pelarut serta sumber bakteri. Bahan-bahan yang dapat
dijadikan bahan pelarut dan sumber bakteri, yaitu : 1) karbohidrat:
yang bisa diperoleh dari air cucian beras (tajin), dari nasi bekas (basi), dari
singkong, kentang atau gandum; 2) glukosa:
sumbernya dapat didapatkan dari gula merah yang telah diencerkan air atau bisa
dari cairan gula pasir, gula batu, air gula atau air kelapa; 3) sumber
bakteri dapat diperoleh dari keong, kulit buah-buahan misalnya tomat,
pepaya dan lain-lain, atau berasal dari air kencing atau apapun yang mengandung
sumber bakteri. Dengan menerapkan teknologi MOL, selain diperoleh alternatif
pupuk yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan juga terciptanya masyarakat
yang sehat dan berwawasan lingkungan.
No comments:
Post a Comment