Selamat Datang di Bumi Jagad Besemah

13 July, 2011

Kopi Sumatera Selatan diminati Asing

Sejumlah negara di Eropa, seperti Belanda, dan negara di Timur Tengah menyatakan tertarik untuk membeli kopi, karet dan teh dari Sumatera Selatan yang diharapkan dapat direalisasikan untuk menambah pendapatan provinsi ini.

"Ketertarikan negara-negara tersebut terhadap komoditas hasil perkebunan Sumatera Selatan (Sumsel) disampaikan pada saat berlangsung Sriwijaya Expo 2010," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Epy Mirza, di Palembang, Kamis (24/6/2010).

Menurut dia, pembeli dari luar negeri, seperti Eropa, Belanda, dan Timur Tengah itu tertarik dengan komoditas hasil perkebunan di daerah ini. "Mereka itu sudah mengambil contoh produk hasil perkebunan tersebut, dan akan datang lagi ke Sumsel untuk menindaklanjuti rencana tersebut," kata dia.

Ia menyatakan, para pembeli itu datang ke Sumsel difasilitasi event organizer untuk membuka peluang ekspor. Bahkan peminat seperti dari Timur Tengah juga menghitung mana yang lebih menguntungkan apakah produk dari Sumsel atau negara lain, mengingat saingan berat bagi provinsi ini adalah Malaysia, Vietnam, dan Thailand. "Untuk bersaing dengan Malaysia, Vietnam, dan Thailand ini, Sumsel harus lebih meningkatkan mutu dan produktivitas hasil perkebunan di daerah ini," ujar dia lagi.

Ia mengakui, kalau sekarang ini kopi dari Sumsel berada di grade III dan IV, sedangkan mereka menginginkan kalau bisa di grade II, dengan biji kopi ukuran sama dan mulus atau tidak pecah. "Mereka mau membeli kopi grade II, namun harus higienis, karena mereka mengetahui bahwa pengelolaan kopi di Sumsel belum higienis karena dijemur di badan jalan dan tanah. Sehubungan dengan hal ini maka perlu perbaikan ke depannya," ujarnya.

Beberapa negara itu, menurut dia, ada yang memesan biji kopi dan kopi bubuk dari Sumsel dengan jumlah besar, seperti Arab memesan 50 ribu ton per tahun, dan Belanda 100 ribu ton per tahun. Jika itu terealisasi maka Sumsel sanggup memenuhinya, mengingat produksi kopi di provinsi ini sekitar 670 ribu ton per tahun.

sumber : http://www.antaranews.com/

No comments:

Post a Comment