Potensi Pariwisata di Kota Pagar Alam
Kota Pagar Alam memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Mulai dari pesona alam, seni budaya dan peninggalan leluhur masa lampau. Dunia pariwisata mampu menjadikan suatu daerah menjadi lebih berkembang dan kesejahteraan masyarakat akan terangkat.
Menurut Chafid Fandeli, Kepala Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada bahwa berdasarkan catatan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, perkembangan dan pertumbuhan dunia pariwisata di Asia termasuk Indonesia saat ini mencapai 14 persen, Kota Pagar Alam adalah salah satunya. Pada tahun 2008, 50 persen wisatawan baik domestik maupun mancanegara lebih menghendaki daerah-daerah wisata yang masih alami atau natural. Peluang besar itu dimiliki Kota Pagar Alam. Sektor pariwisata merupakan sektor andalan untuk pemulihan ekonomi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memiliki multiplier effect yang tinggi. Pariwisata di Pagar Alam merupakan sektor yang sangat berpotensi untuk mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Besemah Pagar Alam, 2010d).
Kota seribu air terjun, memang layak menjadi predikat bagi Pagar Alam. Air terjun yang disebut warga setempat sebagai chugup banyak ditemukan di Kota Pagar Alam. Hal ini sama seperti keberadaan megalit yang tersebar di hampir semua wilayahnya. Kondisi ini tampaknya menjadi salah satu faktor bagi kalangan yang berpendapat bahwa Pagar Alam memiliki potensi besar untuk menjadi daerah tujuan wisata unggulan di Sumatera Selatan (Besemah Pagar Alam, 2009).
Tidak banyak wilayah di Sumsel yang diberi kekayaan berupa aset wisata sejarah sekaya di Pagar Alam. Julukan Kota Pagar Alam sebagai museum megalit alam tidak terlalu berlebihan. Situs bersejarah peninggalan masa lalu yang diburu para arkeolog kelas dunia banyak tersebar di seluruh bumi Besemah (Pagar Alam). Saat ini dengan visi dan misi Pemerintah Kota Pagar Alam yang menginginkan kota ini sebagai kota pariwisata, warga Pagar Alam bersemangat untuk melestarikan peninggalan budaya luhur mereka yang tersebar di berbagai tempat, baik yang disimpan secara pribadi, terdapat di dalam hutan, di tengah kebun, ataupun areal persawahan, hingga yang terkubur di dalam tanah. Satu persatu peninggalan sejarah ini mulai diungkap (Besemah Pagar Alam, 2010a).
Penelitian dan pendataan yang dilakukan Balai Arkeologi (Balar) dengan BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Jambi telah menemukan ratusan batu megalit dalam berbagai jenis seperti batu datar, dolmen, tetralith, lumpang batu dan lesung batu merupakan peninggalan sejarah yang sudah berumur ribuan tahun, megalit ini ditemukan di sekitar perkampungan penduduk, kebun kopi, persawahan, bukit, hutan dan sungai. Tim Balar memfokuskan pendataan batu megalit di wilayah Pagar Alam karena di wilayah ini banyak ditemukan megalit dalam berbagai bentuk, jenis dan masih terlihat utuh.
Untuk melihat secara langsung seluruh batu-batu yang menggambarkan peradaban manusia purba ini tidak cukup dalam satu hari. Batu megalit ini menarik minat wisatawan asing yang sering berkunjung untuk melakukan penelitian. Karena itu, batu megalit berpotensi besar untuk diangkat menjadi salah satu objek wisata sejarah. Seorang arkeolog dari Universitas Nishigawara Okayama City Jepang, Prof Jung Soo, menyimpulkan bahwa megalit-megalit yang berada di Pagar Alam merupakan megalit tertua di Indonesia dan megalit di Pagar Alam sama tuanya dengan megalit di Kerajaan Mesir Kuno (Besemah Pagar Alam, 2005).
Peneliti yang secara luas mempelajari situs Pasemah ialah A.N.J.Th.a.Th.van Der Hoop dalam bukunya The Megalithic Remains in South Sumatera (1932). Ia menyimpulkan bahwa arca-arca di situs Pasemah dibuat oleh masyarakat megalitik. R.von Heine Geldern (1945) menyatakan bahwa megalitik Pasemah termasuk dalam kebudayaan “strongly dinamic agitated”. Dibuat untuk tujuan religius, dalam pembuatannya banyak warga masyarakat yang terlibat mengingat ukurannya yang besar. Masyarakatnya tentu sudah tertata dan teratur. Arca-arca tersebut hendak merepresentasikan tokoh masyarakat yang dikagumi secara luas (Munandar, 2009).
Peninggalan arkeologi Pagar Alam pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi melalui kepariwisataan. Pasar wisata yang ditujukan pada sumber daya budaya dan arkeologi sangat beragam. Prentice (1993) berpendapat bahwa segmen pasar wisata dapat dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Kelompok peneliti kalangan akademik/ilmiah (educated visitirs)
2. Kelompok profesional
3. Kelompok keluarga
4. Kelompok pelajar/sekolah
5. Wisatawan dengan motivasi nostalgia.
Kelima kelompok wisatawan tersebut berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya budaya maupun sumber daya arkeologi yang sangat potensial di samping objek wisata alam yang mengedepankan keindahan atau pesona alam. Bisnis pariwisata dibedakan menjadi bisnis pariwisata skala jangkauan primer dan skala jangkauan sekunder. Jangkauan primer mencakup pariwisata dalam negeri. Peninggalan arkeologi di Pagar Alam tampaknya dapat dikelompokkan pada kedua jangkauan tersebut. Dengan adanya jangkauan primer dan jangkauan sekunder maka setiap daerah atau negara yang memiliki potensi wisata melalui sumber daya arkeologi harus memperhatikan hal tersebut (Sukendar, 2008).
Tabel 1. Jenis Objek Wisata di Kota Pagar Alam
No Nama Kecamatan Pariwisata
Jumlah tempat rekreasi Kebudayaan
A B C D E F G H I J K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Pagar Alam Utara 1 2 2 4 1 1 1 1 3 3 8
2 Pagar Alam Selatan - 13 - 8 - 1 1 1 2 2 4
3 Dempo Utara - - 2 1 - - 1 - 1 1 4
4 Dempo Selatan 1 - 1 6 - - 2 - 1 - 4
5 Dempo Tengah - - 1 2 - - 1 - 1 1 2
Jumlah 2 37 6 21 4 2 6 2 8 7 22
Sumber data : Pemerintah Kota Pagar Alam Tahun 2010
Keterangan :
A. Taman
B. Air Terjun
C. Danau
D. Megalit
E. Rumah Adat
F. Pemandian
G. Hutan Lindung
H. Pertunjukan Tradisi
I. Toko Cinderamata
J. Sanggar Seni
K. Seniman
Dari data diatas masih banyak lokasi pariwisata yang belum terdata atau belum dipublikasikan karena inventarisasi masih sulit dilakukan dan minimnya pengelolaan secara profesional.
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada awal tahun 2011 ini mengalami peningkatan 74,9 persen dibandingkan pada bulan Desember 2010. Sedangkan kunjungan wisman pada November tahun 2010 meningkat secara signifikan dibandingkan Oktober 2010. Peningkatan tertinggi wisman secara persentase berasal dari Jepang yaitu 400,00 persen, diikuti Inggris dan Singapura masing-masing peningkatan sebesar 300,00 persen dan 151,06 persen (Sumsel Post, 2011).
Objek wisata di Pagar Alam terdiri dari objek wisata alam dan objek wisata budaya. Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Kota Pagar Alam juga kaya akan peninggalan sejarah. Banyak dijumpai air terjun dan batu megalit di Kota Pagar Alam. Berdasarakan statistik kunjungan wisata, jumlah pengunjung objek wisata di Kota Pagar Alam pada tahun 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah pengunjung objek wisata adalah sebesar 23.535 dan meningkat menjadi 24.442 pada tahun 2009. Dari total tersebut, dirinci menjadi 87 wisatawan mencanegara dan 24.355 wisatawan nusantara (BPS Kota Pagar Alam, 2010).
Tabel 2. Jumlah wisatawan yang datang ke Kota Pagar Alam 2007-2009
Uraian 2007 2008 2009
Wisatawan Mancanegara 131 145 87
Wisatawan Nusantara 19.353 23.490 24.355
Total 19.484 23.535 24.442
Sumber : Pemerintah Kota Pagar Alam Tahun 2010
Perkenalkan nama saya Irma Rahyuda.
ReplyDeleteSaya dosen universitas udayana , fakultas pariwisata
Saya tertarik u mendapatkan informasi lebih lanjut
Email sy: irma.rahyuda@gmail.com
Artikel ini sangat menarik
Terimakasih