Alat bantu media visual dapat meningkatkan keefektifan
penyuluhan. Sebagai contoh, hadirin akan mengingat lebih banyak isi pesan suatu
ceramah yang menggunakan ilustrasi dari alat bantu media audio visual daripada
pembicaraan tanpa menggunakan alat apapun (tanpa media). Adapun penyebabnya
yaitu :
1. Alat bantu dapat menangkap perhatian hadirin
2. Melalui alat, bisa disarikan butir-butir penting dari
pembicaraan dengan jelas
3. Pesan lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca inra
dibandingkan yang hanya melalui panca indra saja
4. Kemungkinan untuk mengurangi terjadinya penafsiran keliru
5. Beberapa alat bantu dapat membantu menyusun pesan secara
sistematis
Media massa memberikan pengaruh
kepada audiens. Pengaruh media massa
telah dikembangkan oleh Lavidge dan Steiner (1961). Menurut Severin dan Tankard (2009) pengaruh media massa enam
langkah yang dikembangkan oleh Lavidge dan Steiner (1961) dikelompokkan dalam tiga dimensi atau
kategori-kategori berikut : kognitif, afektif, dan konatif.
Kognitif berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu,
afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu dan konatif berhubungan dengan
tingkah laku kita terhadap sesuatu. Berberapa praktisi media bisa saja memakai
terhadap sebagaian porsi dari pengaruh-pengaruh yang dispesifikkan, misalnya
seseorang reporter, bisa hanya tertarik pada segi kognitif. Pencipta sebuah
iklan, bisa tertarik untuk mencapai seluruh tingkatan enam langkah tersebut.
Program komunikasi yang efektif sering melibatkan kombinasi komunikasi massa
dan komunikasi antarpribadi, kadang-kadang dapat ditemukan keuntungan dari
komunikasi antarpribadi melalui komunikasi massa.
Menurut Hidayat (2009) efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa
bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan Jhon E. Bowes (1990) membagi dua
bagian dasar. Pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman.
Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan
dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
Penyuluhan yang dilakukan pada kelompok petani
di Kelurahan Agung Lawangan Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam umumnya dilakukan secara ceramah dan domonstrasi oleh petugas
PPL. Untuk
penjelasan suatu proses secara runtut dengan melihat sendiri memerlukan waktu
yang panjang, misalnya pertemuan pertama penyuluhan hanya bisa mempraktikkan
dan melihat hasil dari pemilihan batang bawah sampai penutupan sambungan, untuk
melihat hasil sambungan dan kegiatan selanjutnya harus menunggu hasil praktik
berhasil. Dengan penggunaan media komunikasi berupa film/video yang dipadukan
dengan demonstrasi petani bisa melihat tahap-tahap hingga akhir tanpa harus
menunggu waktu yang lama sehingga akan mempermudah petani mempraktikannya di
kebun masing-masing. Maka dari itu peneliti mencoba menggunakan media film dalam penyampaian materi
kepada kelompok tani untuk melihat persepsi petani terhadap materi yang
disampaikan.
No comments:
Post a Comment