Selamat Datang di Bumi Jagad Besemah

18 March, 2012


MODEL KOMUNIKASI

Model Shannon & Weaver
Komunikasi digambarkan sebagai suatu proses yang linier dan searah. Yaitu proses di mana pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen menuju kepada tujuan (komunikan). Terdapat lima fungsi yang beroperasi dalam proses komunikasi di samping satu faktor disfungsional yaitu noise atau gangguan.
·         Information Source à Pesan à Transmitter à Signal, Noise, Received Signal à  Received à  Message à Destination.
·         Komunikasi --> statis dan satu arah.
Model Bittner
·         Sender --> Message (with Noise) --> Receiever --> Feedback
Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. (Bittner, 1980)
Model Uses Gratification
  • Publik menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
  • Menggambaran bagaimana publik menggunakan media untuk memuaskan berbagai kebutuhan hidupnya.
·         Audiens proaktif dan mencari media yang dapat memenuhi kebutuhannya.
·         Publik memilih apa yang mereka ingin lihat atau baca.
·         Media bersaing untuk memenuhi kebutuhan individu publik
Uses and Gratification Theory yang merupakan salah satu dari teori komunikasi massa melihat audiens dari proses komunikasi massa sebagai individu yang aktif, selektif dan memiliki tujuan tertentu terkait dengan terpaan media kepadanya. Artinya individu atau audiens (khalayak) sebagai makhluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima pesan yang ada dalam media massa. Audiens yang menerima pesan tidak serta merta lagi menerima semua pesan, informasi dari media seperti halnya dalam teori peluru dan model jarum hipodermik melainkan audiens menggunakan media tersebut hanya sebatas memenuhi kebutuhannya sehingga menciptakan kepuasaan dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Model agenda setting
Dianjurkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw, mereka menyatakan bahwa media massa mampu membentuk opini publik audience melalui penempatan isu isu tertentu (Sendjaja, 1998). Teori ini muncul sekitar tahun 1973 dengan publikasi pertamanya berjudul “The Agenda Setting Function of The Mass Media” Public Opinion Quartely No. 37. Meningkatnya nilai penting suatu topik berita pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut bagi khalayak (Nuruddin, 2007:195). Selain itu dalam studi ini, McCombs dan Shaw menemukan bahwa media sangat berpengaruh dalam menceritakan pembaca dan pemirsa apa yang harus dipikirkan, dan mereka menciptakan istilah penetapan agenda untuk menggambarkan proses ini.
Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkan. Secara selektif oleh gatekeepers seperti penyunting, redaksi dan bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang tidak pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (durasi dalam TV dan radio, ruang dalam majalah dan koran) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada surat kabar, frekuensi pemuatan dan posisi dalam surat kabar) (Djalaluddin Rahmat, 2000).

No comments:

Post a Comment