Teori Kritis Media (Media Critical Theory)
Teori media kritis akarnya berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang
bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh yang mempeloporinya antara
lain Karl Mark, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Korsch, Gramschi,
Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser,
Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi
(pemikiran modern). Ilmu ini juga disebut dengan emancipatory science (cabang
ilmu sosial yang berjuang untuk mendobrak status quo (norma yang berlaku di
masyarakat) dan membebaskan manusia, khususnya rakyat miskin dan kecil dari
status quo dan struktur sistem yang menindas).
Beberapa teori studi budaya (cultural studies) dan ekonomi politik juga
bisa dikaitkan dengan teori kritis. Sebab, teori-teori itu secara terbuka
menekankan perlunya evaluasi dan kritik terhadap status quo. Teori kritis
membangun pertanyaan dan menyediakan alternatif jalan untuk menginterpretasikan
hukum sosial media massa. Media sebagai kontrol sosial
Sekedar contoh, beberapa penganjur teori kritis mengatakan bahwa media
secara umum mengukuhkan status quo – bahkan mungkin secara khusus, ketika
status quo itu dibawah tekanan atau tidak bisa berubah. Teori kritis sering
menyediakan penjelasan yang kompleks pada kecenderungan media untuk secara
konsisten mengerjakan itu.
Untuk menyebut contoh, beberapa pengajur teori kritis mengidentifikasi
ketidakbebasan para praktisi media yang membatasi kemampuannya untuk melawan
kekuasaan yang mapan. Mereka menilai bahwa ada beberapa dorongan untuk
menyokong para profesionalis media untuk menanggulangi ketidakbebasan itu dan
para praktisi media secara terus menerus gagal untuk menjawabnya.
Teori kritis sering menganalisis secara khusus lembaga sosial, penyelidikan
luas untuk yang dinilai objektif adalah mencari dan mencapai. Media massa dan
budaya massa telah mempromosikan banyak hal yang ikut menjadi sasaran teori
kritis. Bahkan ketika media massa tidak melihat sebagai sumber masalah khusus,
mereka dikritik untuk memperburuk atau melindungi masalah dari yang
diidentifikasi atau disebut dan dipecahkan.
Contohnya, seorang teoritikus berpendapat bahwa isi praktik produksi para
praktisi media tidak hanya menyebabkan tetapi juga mengabadikan masalah. Thema
pokok di dalam teori kritis adalah bahwa isi produksi juga ikut memperkuat
status quo dan mengurangi usaha yang berguna bagi perubahan sosial yang
konstruktif.
No comments:
Post a Comment