Eksportir
Kopi Sumatera Selatan Kalah Bersaing
Suara Indonesia
Friday, 11 March
2011
|
Nilai
ekspor komoditas kopi Sumsel terus merosot sejak 2009. Pemicunya, eksportir
kopi Sumsel kalah bersaing dengan eksportir asal Lampung yang berani memasang
harga beli tinggi.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Sumsel Eppy Mirza,saat ini jumlah eksportir aktif yang terdata
pihaknya memang sangat sedikit. Hanya
tersisa lima eksportir.
Jumlah ini jauh berkurang dari tahuntahun sebelumnya
sebanyak 15 eksportir. Eppy
mengatakan, minimnya jumlah eksportir
ini terjadi lantaran mereka tidak lagi memiliki bahan yang siap ekspor karena
petani lebih memilih menjual hasil panennya ke Lampung. Para petani itu
menjual hasil panen kepada pengumpul untuk kemudian dijual ke Lampung karena
selisih harga yang menggiurkan. “Modal mereka lebih kuat, jadi mereka berani
beli kopi petani dengan harga sedikit lebih tinggi. Makanya sekarang petani
lebih memilih menjual kopi ke Lampung daripada ke eksportir Sumsel,”kata dia
kemarin. Eppy mengatakan, petanipetani itu merupakan penghasil dari beberapa
daerah penghasil kopi terbesar,seperti Pagaralam,Semendo,Ranau. Dia
menjelaskan, sejak 2008, nilai ekspor kopi di Sumsel terus tergerus, dari
sebelumnya USD19.000 menjadi USD16.392 pada 2009.
Demikian halnya sampai November 2010, nilai ekspor tercatat hanya mampu membukukan nilai USD14.538 saja. Sejauh ini, kopi Sumsel sangat diterima di kawasan Eropa, seperti Belanda, Prancis, Jerman, Belgia. Sedangkan, untuk di kawasan Asia Timur, negara seperti Jepang dan Hong Kong merupakan tujuan utama. “Hampir 70% ekspor kopi kita ke sana. Sebab kopi jadi komoditas utama untuk menghadapi musim dingin selain alkohol,”tegasnya. Sementara itu,berdasarkan data BPS Sumsel, ekspor komoditas kopi tetap mengalami peningkatan dibandingkan pada 2009. Hanya, nilainya sangat kecil tidak seperti yang dilakukan komoditas lain CPO dan Batubara. “Untuk komoditas kopi,ekspornya naik 0,5% saja. Sangat jauh dari Karet, CPO dan Batubara,” pungkas Kepala BPS Sumsel Haslani Haris. |
No comments:
Post a Comment