Selamat Datang di Bumi Jagad Besemah

05 July, 2012

Uji Korelasi Untuk Mengukur Hubungan Dua Arah


Uji Korelasi Untuk Mengukur Hubungan Dua Arah

Variabel variabel penelitian yang dilakukan memiliki hubungan satu sama lain. Hal ini karena suatu variabel, kita sebut saja sebuah fenomena tidak akan terjadi begitu saja tetapi memiliki keterkaitan satu sama lain. Masih ingat ilmu fisika dasar, suatu usaha tidak akan ada tanpa adanya gaya, reaksi tidak akan muncul tanpa adanya aksi. Semua hal bisa dikatakan ada causa prima. Hubungan suatu fenomena dengan fenomena bisa kita lihat seperti rendahnya tingkat pendapatan petani ada kaitannya dengan  jumlah modal yang dimiliki, tingkat pendidikan, akses informasi pertanian dsb.
Ukuran keeratan hubungan antara variabel dinamakan “korelasi” dan nilai keratan hubungan tersebut dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu derajat keeratan hubungan antara dua variabel, misalnya variabel X dan Y. Nilai koefisen korelasi berkisar antara -1 sampai 1, apabila koefisien korelasi positif, maka X dan Y meningkat atau menurun bersama-sama. Apabila koefisien korelasi -1 atau negatif, berarti terdapat hubungan korelasi negatif yang sempurna, namun jika koefisien korelasi adalah 0, maka tidak terdapat hubungan antara X dan Y.
Untuk statistik parametrik dapat menggunakan uji koefisien korelasi Pearson. Penggunaan uji ini memerlukan asumsi-asumsi dasar seperti statistik parametrik, seperti data harus menyebar normal atau dianggap menyebar normal. Apabila syarat-syaratnya tidak bisa dipenuhi, maka korelasi non parametrik adalah  solusinya. Ada beberapa uji Korelasi non-parametrik yang bisa digunakan :
1.      Koefisien kontingensi (C)
2.      Koefisien korelasi Kendal (τ)
3.      Koefisien korelasi peringkat spearman (rs)
4.      Koefisien korelasi parsial kendal (τxy,z)
5.      Koefisien koordinasi Kendal (W)

No comments:

Post a Comment