JEPANG
SIAP BANTU JAGA HUTAN PAGARALAM
Penanaman Pohon oleh Walikota Pagar Alam, dr Hj Ida Fitriati
(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagar Alam)
Banyaknya kawasan Hutan
Lindung di Kota Pagaralam yang mengalami kerusakan ternyata bukan saja menjadi
perhatian masyarakat Pagaralam saja. Kondisi hutan tersebut juga telah menjadi
perhatian pihak pemerintah Jepang.
Pemerintah Jepang
melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) siap membantu Pemerintah
Kota Pagaralam dalam pengendalian hutan, termasuk mendukung penyelamatan
lingkungan di Pagaralam. Tidak hanya itu, pihak Jepang juga siap mempromosikan
program pengendalian dampak pemanasan global dan termasuk upaya melestarikan
hutan.
Keseriusan pihak Jepang
dalam menjaga hutan di Pagaralam terungkap setelah adanya pertemuan antara
Walikota Pagaralam dr Hj Ida Fitriati dengan Chief Senior Advisor Japan
International Coorporation Agency (JICA), Masato Kawanishi, Pertemuan tersebut
membahas tentang berbagai persoalan yang menyangkut penyelamatan hutan sebagai
antisipasi kerusakan hutan dan lingkungan.
"Kita ada program
mengatasi kerusakan hutan yang cukup luas terdapat di daerah Pagaralam,
termasuk apa penyebab utama kerusakan tersebut. Kalau hanya menyangkut
persoalan produktivitas petani, kita akan bantu pemecahannya, termasuk
membangun infrastruktur, agar petani tidak lagi merusak hutan hanya untuk
mendapat lahan pertanian," ujar juru bicara Japan International
Coorporation Agency, Masato Kawashi.
Tenaga Pengamanan dan
Pemeliharaan Hutan (TPPH) Kota Pagar Alam
(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagar Alam)
Menanggapi hal
tersebut, Walikota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriati mengatakan, 60 persen dari
luas Pagaralam 63.342 hektare merupakan hutan dan kawasan lindung. Sementara 40
persen lagi merupakan daerah yang produktif sebagai tempat usaha tani
masyarakat. Hanya saja pengolahannya belum maksimal.
"Kita memiliki
tiga keunggulan yang sangat membutuhkan penerapan teknologi industri agar dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat, yaitu kopi, perikanan dan pertanian.
Selama ini terjadi perambahan hutan, karena banyak masyarakat yang sulit
mendapatkan pekerjaan kecuali dengan bertani, sementara ketersedian lahan sudah
sangat terbatas," jelasnya.
Dikatakan Walikota,
saat ini ada dua hal yang mendasar sebagai pemecahan dari sekian banyak masalah
yang dihadapai masyarakat Pagaralam, khususnya petani, yaitu kesulitan sarana
transportasi dan irigasi yang belum maksimal. Tentunya butuh dana untuk
pengembangan ekonomi masyarakat Pagaralam.
"Infrastruktur
pertanian kita yang masih kurang seperti jalan pertanian dan irigasi yang
memadai. Untuk itu kita harus menambah fasilitas tersebut agar sektor pertanian
kita maju," katanya.
Hutan lindung di
Pagaralam, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor SK.76/Menhut-11/2010
seluas 24.618 hektare. Berdasarkan hasil pendataan tim Kementerian Kehutanan
Republik Indonesia (RI) dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel tahun 2009, melalui
hasil foto satelit luas hutan lindung di Kota Pagaralam sekitar 24.618 hektare.
Data tersebut diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor
SK.76/Menhut-11/2010.
"Rincian luas
hutan lindung di lima kecamatan tersebut yaitu Pagaralam Utara 1.033, 133
hektare, Pagaralam selatan 823,507 hektare, Dempo Utara 3.041,391 hektare, Dempo
Tengah 8.064,41 hektare dan Dempo Selatan mencapai 11.655,558 hektare, maka
jumlah keseluruhan hutan tersebut mencapai 24.618 hektare," paparnya.
Sumber : Sriwijaya Post
Visit Pagar Alam
Latest blog : Pagaralamese.blogspot.com
kalau mau melapor mengenai penebang hutan gimana ?
ReplyDeletepenanganan kehutanan di Pagar Alam belum maksimal
ReplyDelete