Kerupuk plastik, gorengan dengan plastik-lilin, telur palsu, bakso celen*, makanan dari ayam
tiren, boraks, formalin, pijer entah apa lagi upaya mengelabui konsumen.
Sekarang beras palsu L Beredarnya kabar beras palsu
belakangan ini cukup mengusik kehidapan pemerintah, khususnya kementerian
perdagangan dan kementerian pertanian. Kok bisa kecolongan ? Kalau berita bers
palsu itu benar, saya percaya beras itu bukan dari Bulog, tapi kalau dari selundupan
mungkin saja. Hal ini menyebabkan maraknya operasi pasar di berbagai tempat
hingga ke daerah.
Link :
Bu
Ida, Temuan beras yang aneh : https://www.youtube.com/watch?v=EwZrSsHDpK4
Aneka
macam Palsu-palsuan : https://www.youtube.com/watch?v=ajKuvBpvEv8
Awal
Peristiwa :
Ibu Dewi, Bekasi yang merupakan penjual nasi uduk dan
bubur ayam membeli beras di warung dan terasa berbeda saat dimasak dan setelah
dimasak. Beras apakah itu ? Setelah diteliti sampel beras dari Ibu Dewi, Pihak
Sucofindo menyatakan hasilnya positif sehingga ditemukan adanya senyawa
berbahaya, yaitu senyawa polivinil klorida, yang biasa ditemukan pada produk
plastik seperti kabel, pipa pralon (PVC). Mau makan paralon J. Kemudian dari satu daerah ke daerah lain bahkan
di luar Pulau Jawa diperoleh laporan masyarakat perihal beras palsu ini. Keseharian
Ibu Ida mulai terganggu bahkan ada pihak yang terkesan menyudutkan beliau
sebagai penyebab keresahan yang terjadi. Apalagi saat kesaksiannya dan hasil
tes Sucifindo dibantah oleh pemerintah “Beras Palsu tidak ada”.
Salahkah
rakyat kecil yang mengadukan kejanggalan yang ia terima ? dan mengapa pihak
setingkat Sucifindo bisa salah ? kemungkinan salah sampel, tes yang belum
banyak (hanya tes kualitatif), apalagi terkontaminasi dari peralatan yang
digunakan.
Siapakah
Sucofindo :
PT Superintending
Company of Indonesia (Persero), atau lebih populer disingkat SUCOFINDO, adalah sebuah BUMN Indonesia yang bergerak dalam bidang pemeriksaan,
pengawasan, pengujian, dan pengkajian. Saat ini, 95% saham Sucofindo dimiliki
Pemerintah Republik Indonesia, dan 5% oleh SGS.
Bahaya
Beras Sintetis :
Risiko langsung konsumsi terus takaran tak terbatas, akan menyebabkan
sakit perut, mual. Dalam jangka lama dari riset menimbulkan dapat menimbulkan
penyakit kanker (Bukan kantong kering). Kabarnya, isu beras palsu ini juga pernah
ditemukan juga di China, Malaysia dan India. Tapi kabarnya China membantah
adanya beras sintetis, lah kalau telur palsu ? Daging campur kardus gimana ?
Uji
Lab versi Lain :
“Kami simpulkan bahwa beras yang diduga plastik tidak
ada. Kami imbau kepada masyarakat untuk tak resah. Silakan lakukan pengecekan.
Ini yang harus saya sampaikan mudah-mudahan ini beri penjelasan,” kata Badrodin
dalam jumpa pers di Kantor Presiden Kompleks Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta
Pusat, Selasa (26/5/2015).
Siapa yang dirugikan ? sudah pasti konsumen karena
menyangkut kesehatan dan keselamatan. Kalau pedagang ? kalau kabarnya
pendapatan mereka berkurang, hal itu bisa saja terjadi. Tapi saya yakin hal ini
tidak akan berlaku lama karena beras merupakan kebutuhan pokok. Beras tetap
akan dicari karena “Belum makan kalau belum makan nasi” sehingga mengganti
konsumsi nasi menjadi bahan pangan lain, masih kecil apalagi kalau setiap hari
diganti makan roti, pizza, dsb. Setidaknya konsumen menjadi lebih waspada sebelum
membeli sama halnya ketika konsumen membeli bahan makanan yang selama ini kerap
dipalsukan, misalnya kalau beli tahu “tofu” lihat warnanya, apakah ada tambahan
pewarna, kekenyalannya apakah didribble (itu mah bola basket). Peace J
Kalau
importir beras rugi enggak ? kan kita meskipun katanya Indonesia itu kaya akan
sumberdaya, tongkat batu jadi tanaman, toh kita masih impor beras, impor
kedele, impor daging, sampai garam pun impor. uhhuk
Siapa yang benar ? Jadi yang ditemukan masyarakat itu beras apa, yang
nyala seperti plastik kalau dibakar, berbeda saat dimasak bahkan mual/sakit
setelah dimakan ? Masyakat resah dijejali yang palsu, dari janji palsu hingga
bahan makanan juga dipalsukan
Mengungkap kebenaran ini sangat penting karena menyangkut kehidupan manusia.
Umat Islam sudah jelas dilarang mengkonsumsi makanan-makan yang dilarang dan
berbahaya, tidak hanya isu beras. Semoga semua pihak bisa memberikan kebenaran
untuk keselamatan banyak orang, dibandingkan menyimpan sesuatu yang tidak benar
hanya untuk menjaga nama baik. Baik pedagang, peneliti siapapun yang berwenang diwajibkan
untuk berlaku jujur dalam menyikapi kasus beras berbahaya ini, sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari ‘Abdullah dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalian harus berlaku jujur,
karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan
membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara
kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan
hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan
kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta
dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.”
Semoga
tidak ada rasa takut untuk mengutarakan kebenaran
No comments:
Post a Comment