WISATA
PAGAR ALAM
MEGALITHIKUM
: WARISAN KEKAYAAN BUDAYA JAGAD BESEMAH
Situs tangga batu ini
bentuknya memanjang hingga sekitar 20 meter, terdiri dari batuan keras yang
terpahat dan disusun berundak seperti tangga hingga ketinggian lebih kurang 4 meter
dan diameter terjauh berada di bagian tengah dengan lebar sekitar 5 meter. Di
berbagai sisinya terdapat berbagai arca dan relief, seperti pada bagian bawah
depan terdapat arca yang menyerupai kepala manusia. Sementara pada bagian sisi
samping atas terdapat relief yang menyerupai hewan gajah. Namun sayang, belalai
gajah pada relief ini tak sempurna lagi. Menurut Masyarakat berdasarkan cerita
orang-orang tua, Dahulu pada situs ini terdapat patung, namun sekarang tidak
bisa menemukannya. Begitu pula cerita mengenai adanya tapak kaki puyang
Serunting Sakti yang katanya ada di sekitar sini belum berhasil kita temukan.
Jika kita bersihkan, di sisi-sisi tangga batu ini juga masih banyak patung-patung
lainnya. Batu megalit lainnya yang baru terungkap berbentuk kerbau, terletak di
tepian Sungai Selangis Dusun Gunung Ilir, Kelurahan Agunglawangan, Kecamatan
Dempo Utara. Batu megalit yang selama ini oleh warga setempat dinilai tak lebih
dari batu-batu pada umumnya tersebut berposisi seperti seekor kerbau yang
tengah berbaring dengan kaki terlipat. Meski dua tanduk yang menjadi salah satu
ciri kerbau sudah patah, serta beberapa bagian tubuh dari batu megalit tersebut
telah berubah menjadi lahan tumbuhnya rerumputan, namun bentuknya masih dapat
dengan jelas menggambarkan seekor kerbau.
Dengan ukuran 2 meter
kali 1,5 meter, batu megalit berwarna putih kemerah-merahan itu secara
keseluruhan berukuran dua kali lipat dari ukuran kerbau sebenarnya. Sayangnya,
ketika tim mengunjungi lokasi yang dimaksud, batu kerbau tak nampak. Hujan yang
terus-terusan mengguyur Kota Pagarlam membuat batu kerbau tergenang. "Sayang
air sedang besar, batunya tak terlihat dengan jelas," kata Afan, salah
seorang warga.
Batu megalit berikutnya
berbentuk seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Batu megalit ini
ditemukan seorang warga bernama Aan, juga di Dusun Gunung Ilir. Hanya saja batu
megalit ini ditemukan di areal persawahan, "Ukurannya lebih kurang tiga
kali drum minyak," terang Afan. Saat ditemukan, batu setinggi 1,5 meter
tersebut kondisinya sudah tidak utuh lagi, "Kepalanya sudah lepas," lanjut
Apan.
Batu megalit lainnya
yang baru ditemukan berbentuk gong dengan ukuran lebih kurang lima kali ukuran
drum minyak. Selain bentuknya yang mirip alat musik tradisional gong. Batu megalit
berbentuk bundar lonjong dengan tinggi 1 meter, lebar 2 meter dan pajang 5
meter tersebut juga mengeluarkan suara yang nyaris sama persis dengan gong
manakala dipukul. Batu megalit gong tersebut ditemukan di kebun kopi milik
warga Dusun Atung Bungsu Kecamatan Dempo Selatan. Dusun tersebut hanya berjarak
lebih kurang 1 km dari lokasi pembangunan lapangan terbang (lapter) Atung
Bungsu. Baru-baru ini juga ditemukan megalit berbentuk kursi batu. Lokasi
penemuan megalit ini berjarak dua kilometer dari Dusun Talangkubangan atau satu
jam berjalan kaki menelusuri tebing dan kebun kopi. Ukurannya 50 x 50 sentimeter
dan tinggi 50 sentimeter serta lebar 50 sentimeter. Balai Arkeologi Palembang
Kristantina Indriastuti mengatakan, penemuan megalit kursi batu masih perlu
dikaji kebenarannya. "Untuk memastikan zaman dan apa jenis megalit kursi
batu itu perlu dilakukan penelitian lagi. Tapi kalau melihat dari bentuk,
tentunya megalit itu sudah berumur ribuan tahun sehingga diharapkan masyarakat
terus menjaganya dengan baik," ujarnya.
Visit Pagar AlamJ
Sumber : Besemah Pagar Alam
lates blog : Pagaralamese.blogspot.com
lates blog : Pagaralamese.blogspot.com
No comments:
Post a Comment