Selamat Datang di Bumi Jagad Besemah

18 March, 2012


Konsepsi Komunikasi
Menurut Effendy (2000) komunikasi dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatik  supaya jelas dalam pelaksanaan teknik komunikasi tersebut. secara umum komunikasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dan perkataan ini bersumber dari kata communis  yang artinya sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang berkomunikasi terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Jadi yang dimaksud disini adalah komunikasi manusia atau human communication.
Secara paragdigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya. Secara lengkapnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh sesorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
Menurut Vardiansyah (2004) komunikasi terdiri dari unsur-unsur yaitu komunikator, pesan, medium, komunikan, efek dan umpan balik serta melihat pula bentuk atau pola hubungan komunikator-komunikan seperti jumlah komunikator, sifat pesan, saluran dan media, jumlah komunikan, efek konatif, kesegaran umpan balik dan pola hubungan komunikator-komunikan. Semakin tinggi tataran komunikasi utamanya mulai dari tataran antar pribadi semakin banyak jumlah komunikatornya. Semakin tinggi tataran komunikasi pesan semakin terstruktur dan formal. Semakin tinggi tataran komunikasi, media komunikasi semakin bersifat massal ditujukan sebanyak mungkin khalayak yang tersebar seluas mungkin. Semakin tinggi tataran komunikasi semakin banyak komunikannya. Semakin tinggi tataran komunikasi semakin sulit efek konatif atau perubahan perilaku dicapai. Semakin tinggi tataran komunikasi semakin tertunda umpan balik yang diterima komunikator. Semakin tinggi tataran komunikasi semakin linear dan statis pola komunikasinya.
 Menurut Arifin (2008) dalam perspektif psikologis, komunikasi dikonseptualisasikan atau dipahami sebagai proses dan mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri manusia. Karena itu eksistensi empiriknya (lokusnya) terletak pada diri manusia (bukan pada saluran sebagaimana dalam mekanistis), yaitu pada “kepala” individu yang dinamakan filter konseptual (seperti sikap, persepsi, keyakinan dan keinginan). Itulah sebabnya komponennya bukan lagi sumber/penerima, saluran, pesan/umpan balik efek, melainkan stimulus dan respon, dengan fokus kajian pada individu (penerima). Hal ini terlihat pada berbagai studi mengenai persuasi dan perubahan sikap, komunikasi organisasional, dan komunikasi kelompok. Metodologi yang digunakan pada umumnya eksperimental dan kuantitatif. Hal ini dapat dipahami karena kajian dalam pengembangan paradigma ini merupakan pengaruh dari psikologi terutama sikologi sosial.

No comments:

Post a Comment