Selamat Datang di Bumi Jagad Besemah

16 March, 2014

JEPANG SIAP BANTU JAGA HUTAN PAGARALAM

JEPANG SIAP BANTU JAGA HUTAN PAGARALAM


Penanaman Pohon oleh Walikota Pagar Alam, dr Hj Ida Fitriati 
(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagar Alam)

Banyaknya kawasan Hutan Lindung di Kota Pagaralam yang mengalami kerusakan ternyata bukan saja menjadi perhatian masyarakat Pagaralam saja. Kondisi hutan tersebut juga telah menjadi perhatian pihak pemerintah Jepang.

Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) siap membantu Pemerintah Kota Pagaralam dalam pengendalian hutan, termasuk mendukung penyelamatan lingkungan di Pagaralam. Tidak hanya itu, pihak Jepang juga siap mempromosikan program pengendalian dampak pemanasan global dan termasuk upaya melestarikan hutan.

Keseriusan pihak Jepang dalam menjaga hutan di Pagaralam terungkap setelah adanya pertemuan antara Walikota Pagaralam dr Hj Ida Fitriati dengan Chief Senior Advisor Japan International Coorporation Agency (JICA), Masato Kawanishi, Pertemuan tersebut membahas tentang berbagai persoalan yang menyangkut penyelamatan hutan sebagai antisipasi kerusakan hutan dan lingkungan.

"Kita ada program mengatasi kerusakan hutan yang cukup luas terdapat di daerah Pagaralam, termasuk apa penyebab utama kerusakan tersebut. Kalau hanya menyangkut persoalan produktivitas petani, kita akan bantu pemecahannya, termasuk membangun infrastruktur, agar petani tidak lagi merusak hutan hanya untuk mendapat lahan pertanian," ujar juru bicara Japan International Coorporation Agency, Masato Kawashi.

Tenaga Pengamanan dan Pemeliharaan Hutan (TPPH) Kota Pagar Alam
(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Pagar Alam)

Menanggapi hal tersebut, Walikota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriati mengatakan, 60 persen dari luas Pagaralam 63.342 hektare merupakan hutan dan kawasan lindung. Sementara 40 persen lagi merupakan daerah yang produktif sebagai tempat usaha tani masyarakat. Hanya saja pengolahannya belum maksimal.

"Kita memiliki tiga keunggulan yang sangat membutuhkan penerapan teknologi industri agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, yaitu kopi, perikanan dan pertanian. Selama ini terjadi perambahan hutan, karena banyak masyarakat yang sulit mendapatkan pekerjaan kecuali dengan bertani, sementara ketersedian lahan sudah sangat terbatas," jelasnya.

Dikatakan Walikota, saat ini ada dua hal yang mendasar sebagai pemecahan dari sekian banyak masalah yang dihadapai masyarakat Pagaralam, khususnya petani, yaitu kesulitan sarana transportasi dan irigasi yang belum maksimal. Tentunya butuh dana untuk pengembangan ekonomi masyarakat Pagaralam.

"Infrastruktur pertanian kita yang masih kurang seperti jalan pertanian dan irigasi yang memadai. Untuk itu kita harus menambah fasilitas tersebut agar sektor pertanian kita maju," katanya.

Hutan lindung di Pagaralam, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor SK.76/Menhut-11/2010 seluas 24.618 hektare. Berdasarkan hasil pendataan tim Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (RI) dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel tahun 2009, melalui hasil foto satelit luas hutan lindung di Kota Pagaralam sekitar 24.618 hektare. Data tersebut diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor SK.76/Menhut-11/2010.

"Rincian luas hutan lindung di lima kecamatan tersebut yaitu Pagaralam Utara 1.033, 133 hektare, Pagaralam selatan 823,507 hektare, Dempo Utara 3.041,391 hektare, Dempo Tengah 8.064,41 hektare dan Dempo Selatan mencapai 11.655,558 hektare, maka jumlah keseluruhan hutan tersebut mencapai 24.618 hektare," paparnya.



Sumber : Sriwijaya Post

Visit Pagar Alam

Latest blog : Pagaralamese.blogspot.com

2 comments:

  1. kalau mau melapor mengenai penebang hutan gimana ?

    ReplyDelete
  2. penanganan kehutanan di Pagar Alam belum maksimal

    ReplyDelete